Thursday, February 17, 2011

halitosis (bau mulut)


Bau mulut atau halitosis ternyata bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala yang harus diketahui penyebabnya. Beruntung kalau si penderita sadar adanya hawa tidak sedap dari mulutnya dan segera mengunjungi dokter gigi untuk mengatasinya. Jika tidak, bau mulut tersebut akan menimbulkan pengaruh negatif dalam bisnis, pergaulan, bahkan kehidupan perkawinan.
Berdasarkan survey oleh American Dental Association dengan menggunakan telepon diperoleh bahwa 50% pria dan 60% wanita AS memakai produk kosmetik yang bertujuan untuk menyegarkan napas.
Meski begitu, sedikit dokter gigi yang tanggap terhadap perubahan pergeseran tersebut, sehingga pasien yang datang dengan keluhan halitosis tidak diberi pelayanan yang tepat. Keadaan ini menyebabkan kegagalan perawatan, sehingga penderita merasa tidak puas dan kembali mencari pengobatan dengan cara sendiri.

Sebenarnya bau mulut tidak selalu terjadi pada seseorang yang sedang berpuasa. Secara normal apabila mulut kita kering karena air liur yang kurang atau akibat kita kurang melakukan aktifitas berkunyah akan menyebabkan bau mulut tidak segar
Bau mulut akibat kelainan sesuatu organ dapat terjadi akibat kelainan pada rongga mulut, dari Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), dari saluran pernafasan atau saluran pencernaan. Sebagian besar sebenarnya penyebab bau mulut bersumber akibat kelainan pada rongga mulut.

Keadaan rongga mulut yang berpotensi untuk menimbulkan bau mulut adalah adanya karies atau gigi berlubang atau adanya sisa akar gigi, karang gigi, peradangan pada gusi (gingivitis), atau penggunaan gigi palsu yang tidak benar.
Keadaan kelainan pada gigi menimbulkan bau mulut yang tidak sedap karena, antara lain:

- Gigi berlubang Pada gigi berlubang terjadi penumpukan sisa makanan dalam lubang gigi tersebut, sehingga terjadi proses pembusukan sisa makanan oleh bakteri dan hal inilah yang menimbulkan bau busuk.

- Sisa akar gigi Pada akar gigi sisa makanan juga dapat tertinggal akibat adanya permukaan akar gigi yang kasar sehingga sisa makanan yang tertinggal tersebut sulit dibersihkan.

- Karang gigi Pada gigi yang mempunyai karang gigi pada permukaannya akan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga hal ini menyebabkan sisa makanan mudah menempel dan sulit dibersihkan dan lama kelamaan akan menyebabkan penebalan lapisan karang gigi yang pada akhirnya menimbulkan bau yang tidak sedap.

- Peradangan pada gusi (gingivitis) Radang pada gusi terjadi karena adanya karang gigi yang menempel di gigi dan gusi dimana hal ini akan menyebabkan peradangan gusi. Gusi yang meradang tersebut akan menimbulkan bau yang tidak sedap.

- Penggunaan gigi palsu yang tidak benar Gigi palsu seharusnya dirawat seperti gigi asli sehingga harus selalu dibersihkan dari sisa-sisa makanan, jika gigi palsu tersebut tidak dibersihkan akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Mengingat pentingnya kesehatan gigi dan juga informasi bahwa penyebab terbanyak bau mulut adalah karena masalah gigi seperti yang disebut di atas maka masalah seputar gigi dan rongga mulut yang ada harus diobati.
Biasanya jika selama berpuasa terjadi bau mulut akibat kelainan gigi, biasanya keadaan ini akan lebih dirasakan. Oleh karena itu selama berpuasa jika merasakan bau mulut yang berlebihan harus selalu berpikir kemungkinan adanya kelainan pada rongga mulut.
Meskipun bau tidak enak terciumnya dari mulut, tapi penyebabnya bisa timbul karena adanya gangguan atau penyakit pada organ tubuh lain seperti lambung, hati, paru-paru, bahkan ginjal. Kondisi saluran pencernaan yang tidak sehat juga bisa  menimbulkan bau mulut.
Penderita  diabetes pun biasanya mempunyai bau mulut  yang khas, jadi kita harus hati-hati, halitosis  ternyata bukan Cuma karena kondisi mulut yang kotor.
Karena mulut masih berhubungan dengan system pernafasan, infeksi sinus dan tonsil juga bisa menimbulkan halitosis. Perhatikan kalau anda sedang pilek, pasti bau mulut kita biasanya  lebih menyengat. Hal ini menandakan virus sedang menyerang system pernafasan kita.
Selain itu, ada beberapa penyebab bau mulut, antara lain:
1. Bakteri
Mulut merupakan salah satu tempat yang disukai bakteri. Mikroorganisme ini bersembunyi di antara gigi dan permukaan lidah. Saat bakteri-bakteri itu berkembang biak dan menumpuk mereka akan mengeluarkan racun dan bau yang kurang sedap.

2. Tonsil
Lubang di bagian dalam tonsil (amandel) disebut crypts, merupakan salah satu biang keladi halitosis. Pada bulatan-bulatan jaringan limfe di tonsil yang membengkak sering terselip sisa makanan dan kuman sehingga menimbulkan bau tidak enak.

3. Makanan beraroma tajam
Makanan seperti bawang putih, durian, atau ikan, juga menyebabkan bau mulut, bahkan meski kita sudah menyikat gigi.

4. Kebiasaan buruk
Hindari kebiasaan buruk, seperti merokok atau minum kopi bila Anda ingin napas selalu segar.

5. Gangguan perut
Kadang kala gangguan di perut atau usus bisa menyebabkan bau mulut, terutama saat bersendawa. Diet rendah karbohidrat juga menyebabkan ketosis, pembakar lemak di tubuh yang menyebabkan bau naga.

6. Penyakit
Bau mulut juga bisa jadi pertanda adanya penyakit seperti infeksi saluran napas, infeksi sinus kronis, diabetes, gangguan ginjal, lever, dan asam refluks kronis.

7. Mulut kering
Kurang minum air dan mulut yang kering juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita kurang sedap. Bau ini biasanya hilang setelah kita sikat gigi dan minum air
Selain itu, langsung menyikat gigi setelah makan juga dapat menyebabkan bau mulut. Karena pada saat kita makan, pH didalam mulut kita yang normalnya adalah 6,8 turun menjadi 4. pH di dalam mulut akan menjadi normal setelah 20 menit. Apabila pada saat pH turun, kita langsung menyikat gigi, maka itu akan merusak struktur saliva. Saliva berfungsi sebagai penyeimbang dan membantu proses pencernaan. Untuk menetralkan keadaan kadar asam didalam mulut, disarankan untuk berkumur dengan air putih, terutama setelah makan makanan yang manis dan asam. Air putih juga membantu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut.
halitosis tidak selalu berkaitan dengan penyakit. Pada individu tertentu bau mulut itu normal, misalnya saat baru bangun tidur, saat wanita sedang haid, pada lansia, atau ketika seseorang dalam pengobatan dengan zat tertentu misalnya dimetil sulfida sebagai terapi demam rematik.
Karena itu, penatalaksanaan halitosis tergantung pada penyebabnya. Bila disebabkan oleh kelainan di dalam mulut, bau tidak sedap bisa dikurangi atau dihilangkan sama sekali.
Halitosis akibat pembusukan sisa-sisa makanan bisa ditanggulangi dengan menjaga kebersihan mulut dan gigi, antara lain dengan menggosok gigi secara teratur dan boleh dianjurkan memakai obat kumur. Perawatan yang sama juga dianjurkan pada pemakai gigi palsu.
Pencegahan
          -    Pastikan kesehatan dan kebersihan gigi serta mulut dengan menggosok gigi dua kali sehari, pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Jika perlu, berkumurlah dengan cairan antiseptik untuk memastikan bakteri anaerob tak berkembang biak selama Anda beristirahat.

          -    Jangan lupa menyikat lidah, permukaan lidah yang tidak rata memungkinkan adanya sisa makanan tersangkut di sana. Usahakan sesering mungkin minum air putih. Hindari minum kopi karena akan memperparah keadaan. Ada baiknya pula untuk mempertimbangkan menghentikan kebiasaan merokok, karena bau racun rokok akan senantiasa menetap.

           -    Mengunyah permen karet bebas gula bisa membantu merangsang produksi saliva (air liur), terutama bagi mereka yang memiliki saliva yang kental.


           -    Kunjungi dokter gigi. Mungkin ada gigi yang berlubang, ada karang gigi, atau masalah kesehatan mulut dan gigi Anda.


               minuman dan makanan yang dapat membantu mengurangi bau mulut
Teh Hijau
Zat aktif bernama catechins yang terkandung dalam teh hijau dapat membunuh bakteri di mulut sekaligus menghilangkan gula dari plak. Bakteri penyebab napas berbau pun ikut diusir. Sangat dianjurkan untuk meminum dua hingga lima cangkir teh hijau sehari, baik yang masih murni maupun yang sudah ada campuran lain.
Air Putih
Minum air merupakan cara terbaik untuk merangsang saliva. Berkumur-kumur membantu mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi yang menjadi penyebab bau mulut. Jangan lupa juga untuk meminum setidaknya delapan gelas air setiap hari.
Yoghurt acidophilus
Yoghurt acidophilus merupakan kelompok makanan probiotik. Jika dikonsumsi setiap hari, atau minum suplemen acidophilus dan makanan probiotik dapat membantu memelihara kesehatan pencernaan.
Dengan lancarnya sistem pencernaan, bau mulut dapat dihambat. Namun sebaiknya konsultasikan dulu dosisnya dengan ahli nutrisi.
Apel dan wortel
Banyak dokter gigi menganjurkan untuk mengunyah apel atau wortel, sebab dapat membantu mengurangi bau mulut. Selain enak, seratnya pun baik untuk kesehatan pencernaan dan membantu Anda yang tengah menjalankan diet untuk tidak ngemil makanan berkalori tinggi.
Keju
Sebuah penelitian dalam dekade terakhir ini menunjukan bahwa keju rendah karbohidrat, tinggi kalsium, dan mengandung fosfat dapat memberi manfaat pada gigi.
Keju ternyata dapat melindungi enamel gigi, memproduksi air liur, serta membunuh bakteri penyebab timbulnya karang gigi dan penyakit gusi.



Sunday, February 13, 2011

little share :)

no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one
no one no one no one no one no one no one

i just need someone to talk, to share.
yeah, i know, they understand what i feel. but they're not felt it.
felt about complicated mood. happy, sad, bored, fine, feel nothing, cry, cheersup, give up, and many more.
they just can gave me a support. made me up.
but that's not enough for me. they are not in front of me.
i just wanna see their face. talk to them, face to face.
but it's a impossible, cause they're not here right now!
i know, this is the risk of all my decision.
decision to be a big girl, from all of my obsession and dreams.
but, are they think that i really strong for face it alone??
never stay besides me when i really need them, here.
oh god, i really miss them. so deep.
really wanna go back home soon. cause when i'm home, i never felt this way.
really fine at home. can't be patient for waiting that day.
i just feel loneliness, feel nothing when i'm alone here.
i wish tomorrow can be better. better than this nite.
for my mom and dad, i love you so!
i'll try the best of me to make them proud..
and for my boy, i really miss you, deepest.
dont know to tell my feeling now. 
sure, really really miss you, boy. always wishes the best for us. love you. much!
thanks for being a part of me. you're the best for me. :*
and the last, i just wanna say,
so thankfull cause i've got the best people in my life. they meant to me..
my strong mom, my responsible dad, my crazy boy, my freaky fams and my unique friends. love you all, guys! :)

diskusi 309

1.        Gambaran anatomi dan histology kelenjar liur
Gambaran Anatomi Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva dibagi menjadi 2:
  • Kelenjar Liur Mayor:
a.       Kelenjar Parotis

·         Merupakan kelenjar saliva terbesar.
·         Letaknya berpasangan: Ventrokaudal telinga, di posterior ramus mandibula, di bagian superior permukaan m. Masseter.
·         Terdiri dari kumpulan lobus berbentuk buah anggur yg mengeluarkan sekret ke dalam rongga mulut.
·         Tertutup oleh fascia parotidea sebagai lapisa luar fascia coli superfisialis.
·         Pada pinggir ventral keluar saluran keluar kelenjar yg disebut Duktus Parotidikus Stenonianus yang menembus fascia parotis masseterica dan menembus m. Buccinatorius, kemudian bermuara pada papilla salivaria buccinatoria setinggi gigi molar dua maxilla di dalam vestibulum oris.
·         Sejajar dengan duktus, berjalan arteri dan vena transversa facii.
·         Dari pinggir ventral berjalan N. VII dengan cabang-cabangnya: Ke cranialàr. zygomaticus, ke ventralàr. buccalis, dank e ventrokaudalàr. mandibularis.
·         Dikelilingi jaringan fibrosa yg keras.
·         Di dalam kelenjar terdapat juga arteri carotis eksterna dan a. retromandibular.
·         Mempunyai tiga permukaan: Superfisial, anteromedial yang berhubungan dengan mandibula, dan posterolateral yang berhubungan dengan M. Sternocleidomastoideus.
·         Saliva yang dihasilkan bersifat serosa, tidak terdapat mucous sama sekali kecuali pada saat lahir

b.      Kelenjar Submandibularis

·         Terletak di trigonum submandibula.
·         Menghasilkan 60-65% total volume saliva.
·         Kombinasi saliva: 80% serosa,20% mucus.
·         Letak saluran mukus berada di tengah-tengah dan lebih dalam dibandingkan serosa. Terletak pada dasar mulut di bawah corpus mandibula. Saluran bermuara melalui satu atau tiga lubang berbentuk papil-papil kecil di samping frenulum labialis (Caruncula sublingualis).
·         Menempati sebagian besar ruang mandibula.
·         Terletak dalam cekungan antara mandibula dan kedua venter M. digastricus anterior.
·         Meluas ke kanan bawah menuju m.mylohyoideus, m.gyoglossus, dan m.styloglossus.
·         Fungsi sekretomotorik diatur oleh serabut saraf parasimpatik.
·         Vaskkularisasinya oleh a. lingualis dan a. fasialis.

c.       Kelenjar Sublingualis

·         Kelenjar liur mayor terkecil.
·         Menghasilkan hanya 10% dari total volume saliva.
·         Menghasilkan lebih banyak mucus daripada serosa, sehingga disebut Kelenjar Mucoserosa)
·         Ukurannya kurang lebih ½ kelenjar submandibularis.
·         Sempit, datar, dan seperti almond.
·         Berat 3-4 gram dengan panjang 3-4cm.
·         Terletak pada dasar mulut, di bawah lidah.
·         Letaknya memanjang mengarah ke anteroposterior.
·         Kelenjar sublingualis sisi kiri dan kanan bertemu di anterior.
·         Membentuk massa seperti tapal kuda yang mengelilingi dasar lidah.
·         Membentuk suatu lipatan selaput lendir yaitu Plica Sublingualis dan bermuara pada duktus sublingualis minor (Duktus Rivini).
·         Bagian dorsalnya adalah bagian akhir galndula submandibularis (Duktus Whartoni).
·         Vaskularisasi: a. lingualis dan v. jugularis externa.
·         Inervasi: SensibleàN. lingualia, sekretomotorik(Parasympatic)à N. facialis, dan sympaticàganglion submandibularis.
·         Mempunyai 8-10 duktus ekskretorius dengan satu atau lebih duktus bergabung membentuk duktus sublingualis yang lebih besar, yang disebut Duktus Bartholini yang terbuka sampai ke duktus submandibularis.


  • Kelenjar Liur Minor
a.    Kelenjar Labialis
·         Terletak antara bibir atas dan bawah dengan m. orbicularis oris.
·         Mengeluarkan mukosa dari duktus2 kecil yang langsung menuju mukosa bibir.


b.   Kelenjar Lingualis
·         Terletak antara m. orbicularis oris dan m,buccinators.
·         Mengeluarkan mukosa melalui duktus yang kecil di bagian kaudal.


c.    Kelenjar Buccalis
·         Sama dengan kelenjar labialis, juga antara vestibulum oris bagian bukal dan M. buccinatorius.
·         Mengeluarkan mucus melalui duktus yang kecil di bagian bukal.




d.      Kelenjar Palatina
·         Berada pada palatum durum dan palatum molle bagian posterior dan lateral.
·         Merupakan kelenjar mucus.


Gambaran Histologi Kelenjar Liur
Kelenjar Liur
·         Kelenjar parotisàSekretnya serosa, merupakan kelenjar liur terbesar yang terletak pada bagian anterior telinga.
·         Kelenjar submandibularisàSekretnya sero-mukosa, terletak pada bagian bawah mandibula.
·         Kelenjar sublingualisàSekretnya muko-serous, merupakan kelenjar liur terkecil yang terdapat di bawah lidah.
Tipe Sekret:
Kelenjar Mukosa
·         Bersifat kental.
·         Bentuk sel kelenjarnya pyramidal.
·         Bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen dan premusin.
·         Sebagai bahan pembentuk lendir.
·         Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal.
·         Diantara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini, ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel piala.
Kelenjar Serosa
·         Kelenjar ini menghasilkan sekretnya yang encer jernih yang berbentuk sebagai albumin dan kadang-kadang mengandung enzim.
·         Sel-sel serosa juga berbentuk bulat yang terletak agak di tengah.
·         Butir-butir sekretorius bersifat asidofil.
·         Contohnya pada kelenjar parotis.
Kelenjar Campuran
·         Kelenjar yang merupakan campuran serosa dan mukosa.
·         Kadang, sel-sel mukosa terdesak oleh sel serosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang dinamakan Demiluna gianuzzi.
·         Contohnya pada submandibularis dan sublingualis.


2.       Faktor-faktor fisiologi yang mempengaruhi sekresi saliva
Saliva dihasilkan oleh kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual, serta ratusan kelenjar saliva minor yang terdistribusi dalam mulut. Output saliva setiap hari diperkirakan mencapai 1 liter per hari, dan kecepatan alirannya berfluktuasi sebanyak 50 persen pada irama diurnal. Aliran saliva digolongkan menjadi tak-terstimulasi, istirahat, dan terstimulasi, yan terjadi jika salah satu factor eksogen bekerja mempengaruhi mekanisme sekresi.

System saraf parasimpatis dan simpatis menginervasi kelenjar saliva. Stimulasi parasimpatis menginduksi sekresi yang lebih cair, sedangkan system simpatis memproduksi aliran yang lebih sedikit dan kental. Oleh karena itu, rasakering dapat terjadi, sebagai contoh biasany dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa, dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari system saraf otonom dan menghalangi system parasimpatik yang menyebabkna turunnya sekresi saliva.

Gejala kekurangan saliva atau kekeringan rongga mulut dapatditimbulkan oleh dehidrasi mukosa rongga mulut, yang terjadi jika output kelenjar saliva mayor dan/atau minor menurun dan lapisan saliva yang melapisi mukosa rongga mulut berkurang.


3.       a. keadaan dimana air liur berlebihan & menetes keluar dari sudut mulut disebut sialorhea ataukah drooling dari saliva? Jelaskan apa perbedaannya.

Disebut drooling dari saliva
Penyebab utama:
·         gangguan neurologis (berhubungan dengan saraf) bukan hipersalivasi (sialorhea). Hal ini nyata sekali pada penyakit parkison dimana saliva sedikit tetapi terjadi drooling
·         drooling tidak selalu berhubungan dengan sialorhea
·         pada banyak hal justru volume saliva normal
·         control neurologic yang terganggu àpoor swallowing function àpengumpulan saliva berlebihan pada bagian anterior mulut
·         tidak sadar saliva keluar dari mulut

etiologi

·         neuromuscular disease
-       cerebral palsy/ sebelah cerebrum otak terganggu
-       penyakit Parkinson
-       heavy metal neurotoksin
-       intellectual disability
-       stroke
-       facial palsy

·         abnormalitas anatomi
-       makroglossia
-       masalah orthodontics (anterior open bite)
-       defek bedah setelah major head dan neck resection
-       ankilosis TMJ

·         sialorhea
-       iritasi jaringan mulut
-       efek samping obat
-       gastroephogeal reflux
-       penyebab lain : laryngitis, pharingitis, tonsillitis, epiglotitis, siklus haid, kehamilan.

·         Gambaran klinis
-       Saliva  mengotori pakaian, furniture, karpet, tempat tidur
-       Perioral skin break down dan infeksi yang berulang-ulang
-       Efek kosmetik
-       Impair masticatory function
-       Interfere with speech
-       Kehilangan cairan, elektrolit, dan protein
-       Kualitas hidup jelek
-       Inability to swallow adequately

Sedangkan sialorhea adalah penyebab air liur yang berlebihan dan meningkatnya produksi saliva biasanya jarang terjadi.


b.      Apa penyebab dari sialorhea? Sebutkan berikut contoh

Penyebab dari sialorhea ada bermacam-macam:

·         Local reflex
-    Peradangan mulut(ANUG) – gingival penuh kalkulus
-    Ulserasi mulut: stomatitis aftosa, ulkus traumatikus
-    Dental prosedur : disebabkan benda asing yang masuk sewaktu prosedur pemeriksaan
-    New dentures: adaptasi diperlukan untuk gigi tiruan baru

·         Sistemik
-       Nausa : perasaan mual dan ingin muntah
-       Acisd regurgition ( reflux oesophagitis ) : asam dari kebocoran lambung naik ke kerongkongan (esophagus)
·         Toxic
-    Keracunan logam berat ( Pb, Hg, Bi, As )

·         Keterbelakangan mental

·         Gangguan neurologic

-    Bell’s palsy
-    Penyakit Parkinson
-    Stroke


Penyakit-penyakitkarena gangguan neurologic tidak disebabkan oleh produksi berlebihan dari saliva, melainkan control neuromuscular yang kurang baik.

·         Reseksi bedah mandibula (surgical resection of the mandible)
·         Obat-obatan
·         Psikogenik : gangguan rasa sakit yang terkait dengan factor psikologis


Manifestasi dari ptyalism
·         Mscerated sores
-    Sekeliling mulut, dagu, dan leher terjadi infeksi sekunder

·         Selain itu juga bias mengotori pakaian dan sprei yang terbuat dari linen

Beberapa tahapan perawatan
·         Koreksi penyebab reversible
·         Perubahan perilaku
·         Perawatan medis
·         Prosedur bedah. Atropine sulfat tablet yang ditunjukkan untuk mengurangi air liur dan dapat diresepkan oleh dokter dalam hubungannya dengan strategi modifikasi perilaku
·         Contoh obat yang telah digunakan adalah glycopyrrolate

Wednesday, December 8, 2010

Pengaruh Rokok Pada Mukosa Mulut

PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH
Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Disini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI, MUKOSA PIPI, DAN PALATUM
Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.
Daerah-daerah ini juga dapat terjadi perubahan warna. Akan terlihat seperti bercak coklat dengan ukuran berbeda-beda, bahkan pada gusi dapat menjadi suatu garis yang memanjang, gelap. Warna mulai dari coklat muda hingga tua, tergantung dari banyaknya tembakau yang dihisap. Keadaan ini bukan hal yang normal.

PENEBALAN MUKOSA AKOBAT MEROKOK 
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang mayoritas penderitanya pria terutama yang perokok. Menurut penelitian Silverman dari semua kasus Leukoplakia 95% adalah perokok.
Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga aktifitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila aktifitas selluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 3-6%.

NODA ATAU STAIN KARENA TEMBAKAU
Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil pembakaran tembakau yang berupa ter. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Shafer dan kawan-kawan mengatakan bahwa warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian superficial dan sukar untuk dihilangkan.
Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput lendir). Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi pra-ganas) sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi.
Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter.

Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ" tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat" kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.

Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.

Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukund gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.

Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.


 Perubahan vaskularisasi
Perubahan vaskularisasi pada perokok, disebabkan terjadinya iritasi kronis dan perubahan panas pada mukosa dan gingiva. Zat dalam asap rokok yang terabsorbsi melalui mukosa mulut dapat mengikuti aliran darah sehingga menyebabkan terganggunya mikrosirkulasi periodonsium.1
Bergstrom,dkk dalam penelitiannya melaporkan bahwa terjadinya pendarahan gingiva yang sedikit pada perokok dibandingkan bukan perokok. Pada probing tidak dijumpainya perdarahan gingiva pada perokok, namun tidak diikuti dengan penurunan indeks plak dan gingiva serta penyakit periodontal lainnya.3 Nikotin yang ada didalam darah dapat merangsang ganglia simpatik untuk memproduksi neurotransmitter dan katekolamin. Sehingga dapat mempengaruhi α-reseptor pada pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah pada periodonsium. Hal ini dapat menyebabkan menurunya pasokan darah ke gingiva sehingga mempengaruhi revaskularisasi dan aktifitas sel-sel pada periodonsium


Perubahan fungsi netrofil
Sel netrofil adalah pertahanan utama apabila terjadi respon infeksi yang disebabkan bakteri. Kandungan nikotin pada rokok dapat menurunkan fungsi netrofil dalam proses kemotaksis serta fagositosis sel melawan respon inflamasi. Nikotin dalam asap rokok dapat menghalangi produksi superoxide dan hidrogen peroksida dalam menguatkan sel netrofil terhadap respon inflamasi yang disebabkan bakteri.1,2 Alani, dkk dalam penelitiannya menyatakan terjadinya penurunan komposisi antibodi saliva serta netrofil pada rongga mulut perokok dengan penyakit periodontitis. Studi mereka menunjukkan bahwa tingginya infeksi penyakit periodontal pada perokok dikarenakan penurunan fungsi netrofil

Berkurangnya produktifitas serum Imunnologi G
Serum imunnoglobulin G pada saliva diproduksi untuk memperkuat respon imun terhadap serotype-karbohidrat spesifik yang disekresikan oleh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit periodonsium. Kandungan nikotin pada rokok, dapat menurunkan respon antibodi dalam memproduksi sistem imun. Pada seorang perokok terlihat berkurangnya level produktifitas IgG terutama level subklas serum IgG2 saliva. Serum inilah yang memegang peran penting dalam memperkuat respon imun dalam melawan serotype-karbohidrat yang spesifik yang disekresikan oleh sel bakteri, terutama Prevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum dan Actinobacilus actinomycetecomitans.2,4

Berkurangnya proliferasi limfosit
 Ada tiga tipe sel limposit yaitu: limposit T; berasal dari organ timus dan berperan pada imunitas diperantarai sel, limposit B; berasal dari hati, limpa, dan sumsum tulang, merupakan prekursor sel plasma dan berperan pada imunitas humoral; dan sel natural killer (sel NK) dan sel killer (sel K) sebagai eliminator sel yang telah dirusak oleh infeksi. Kemampuan nikotin untuk menurunkan proliverasi limfosit T dan B dapat mengakibatkan menurunnya produktifitas antibodi protektif dalam memperkuat sistem imunitas pada periodonsium. Sehingga dapat mempengaruhi sistem imunitas melawan respon inflamasi.2,4

 Pengaruh negatif lokal dari sitokin dan produktifitasnya
Pengaruh merokok dapat menyebabkan terganggunya aktifitas mikrosirkulasi cairan krevikular gingiva. Studi menunjukkan level dari TNF-α dan peningkatan IL-1α dan IL-1β dan enzim elastase dalam cairan sulkus gingiva saat dibandingkan antara perokok dan bukan perokok. Penelitian ini menunjukkan adanya level yang lebih rendah dari sitokin, enzim dan mungkin Polymorphonuclear leukocytes (PMNs). Hal ini berkolerasi dan dapat diobservasi secara klinis dalam jaringan. Selain itu, ada bukti yang menunjukkan pengaruh sinergis terjadinya mediator imflamatori ketika bakteri lipopolysacharide dikombinasikan dengan nikotin. Terganggunya produktifitas dari sitokin, berdampak pada penurunan imunitas seluler dan komponen humoral pada sistem imunitas periodonsium. Sehingga berpengaruh besar terhadap proses penyembuhan setelah perawatan bedah maupun non-bedah dalam perawatan periodontal.1,2,3

Perubahan fungsi dan perlekatan jaringan fibroblas
Nikotin dapat melekat pada permukaan akar gigi pada perokok, dan berdasarkan studi in vitro menunjukkan terjadinya perubahan perlekatan fibrolas dan menurunkan produksi dari kolagen tipe1 dan fibronektin ketika peningkatkan aktivitas dari produktifitas kolagenase. Perubahan selular juga terjadi terhadap pemecahan orientasi sel, perubahan sitokeleton, munculnya vakuola dengan ukuran besar dan menurunnya kemampuan sel jaringan ikat untuk mensintesa kolagen.1
Pertumbuhan dan perlekatan jaringan fibroblas ligamen periodontal pada lapisan jaringan yang terlindungi juga dapat dihalangi oleh konsentrasi nikotin yang tinggi (diatas 1mg/ml) tetapi tidak dipengaruhi perbedaan konsentrasi pada level plasma seorang perokok. Menurut Giannopovlou, dkk, konsentrasi nikotin yang tinggi (100ng/ml sampai 25μg/ml) dapat menjadi racun serta menghalangi proses proliferasi jaringan fibroblas. Hal ini juga menunjukkan proliferasi sel ligamen periodontal dan sintesis protein dapat dihambat dengan dosis yang bergantung pada ketinggian nikotin. Menurunnya perlekatan sel terhadap permukaan akar dapat menyebabkan berkurangnya level perlekatan ligamen p­eriodontal pada perokok